KAWAN
Kawan…
Kuingat kala waktu itu
Kau dan aku disapa halus
ajak kita berdua
Kawan…
Terbayang di benakku
Kala q dan kamu dibawa pergi
Menuju ke suatu tempat
Jauh dari keramaiaan kota
Dan kesibukan dunia
Di sana kita dibentuk, dibina
Kita menjadi orang yang bersedia
Untuk menyendiri tuk dapatkan
Sebuah keramaiaan abadi
Kawan…
Masih terngiang di telingaku
Kala tiba waktunya
Ia memilih beberapa
Di antara kita
Untuk berpindah tempat
Ia hanya memilihmu, bukan aku
Hatiku hancur bagai ditusuk pedang
Bermata enam
Pengharapanku melebur bersama
Dengan pergi diriku dari dunia kita
Dunia yang mengajarkanku
Menjadi angin yang bisa berhembus
Dengan perginya diriku dari dunia kita
Dunia yang mengajarkaku
Menjadi angin yang bisa berhembus
Bagi siapa saja
Kawan…
Masih membekas di ingatanku
Kala kita hendak berpisah
Saat itu kau katakana padaku
Bahwa q bahagia
Sekaligus sedih
Pada itu pun aku berkata
“kawan….
Dulu kita berdua melihat
Kemilau mutiara
Dulu kita berdua bersama-sama
Merasakan hangatnya matahari
Namun sayangnya
Aku terlampau bersemangat
Mutiaraku pecah
Hangatnya mutiara tak kurasakan
Karena sinarnya terbendung awan
Kawan
Kamu telah memilih jalan ini sebagai
Jalanmu
Janganlah kamu berhenti
Jalan terus jangan pernah berbelok
Ke arah lain
Yakinlah bahwa jalan ini
Yang akan membawamu pada masa
Depan yang cerah
Ingatlah…
Jangan pernah duduk di dua kursi
Pada saat yang bersamaan
Ini pesan dari temanq buat saya dan teman-teman yang lain, sebelum berpisah, menapaki jalan hidup masing-masing. Bos puisi ini sangat menyentuh sekali. Banyak pesan terutama bagi orang yang mau memahami arti persaudaraan. Sama berjalan dalam satu jalur, tapi karena satu hal maka di terdepak dari jalur itu dan hanya melalui puisi ini di berkata.
0 comments:
Post a Comment