Tuesday, January 19, 2010

LIKU-LIKU KEHIDUPAN TAHUN 2009

Setiap manusia percaya bahwa perjalanan hidup masing-masing, ada suka dan dukanya. Tidak seorang manusia dapat mengetahui dengan pasti suka dan duka perjalanan hidup. Ada manusia hanya dapat meramalkan kehidupan, tapi dia tidak dapat dengan pasti mengetahui suka dan duka hidupnya atau orang lain. Semua perjalanan hidup setiap manusia sudah diatur oleh DIA, sesuai dengan kemampuan setiap manusia.

Sampai pada waktu menulis karangan ini, saya tidak percaya pada suka dan dukanya perjalanan hidupku sepanjang tahun 2009. Banyak duka yang telah saya alami. Begitu banyaknya rasa pahit hidup, yang telah saya kecap. Saya tidak menyangka akan semua pahitnya kehidupan. Sehingga menjelang akhir tahun, saya merenung dan menyimpulkan: pahitnya hidupku ini.

Saya juga kaget dengan semua pengalaman hidup tahun 2009. Begitu banyak pengalaman ‘baru’, yang mengukir kesan saya sebagai anak nakal. Pengalaman ‘baru’ mengarahkan saya pada suatu perubahan pola hidup baik dan benar. Pola hidup baik dan benar yang pernah diajarkan oleh di rumah atau di sekolah. Aneh dan bodohnya bahwa perasaan kaget itu timbul di akhir tahun setelah semunya telah saya lakukan. Saya merasa benci dengan diri saya sendiri.

Pola hidup berubah. Kebiasaan-kebiasaan baru menyebabkan pola hidup berubah. Kebiasaan chatt di dunia maya, miras, billiard, dan dugem. Kebiasaan-kebiasaan seperti itu mencadi suatu kecanduan bagi diri sendiri. Bayangkan saja, saya bisa menghabiskan uang hampir Rp. 20.000,00 /hari hanya untuk chatt. Yah… tidak salah lagi bahwa ujung dari chat itu, berimbas pada hal-hal negatif. Kecanduan miras ini boleh dikatakan hanya sebagai suatu sautu dampak dari frustrasi dan salah pergaulan. Sedangkan kebiasaan billiard dan dugem ini sebagai suatu akibat dari ketahanan pribadi yang lemah. Kebiasaan-kebiasaan ini timbul karena ketahanan diri dan pengendalaian diri yang lemah. Saya tidak memiliki ketegasaan dalam pengambilan keputusan. Saya menjadi manusia lemah. Akibtanya bahwa pola hidup berubah.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut berakibat pada pendidikan. Saya tidak dapat membohongi diri lagi bahwa memang benar adanya. Dunia pendidikanku hancur dan terbengkelai adanya. Saya menjadi tidak percaya diri dengan apa yang sedang saya pelajari. Berbagai macam kasus telah terjadi terkait dengan pendidikanku. Bingung mencari judul skripsi, tidak mengerti apa yang akan disusun dan yang telah ditulis di dalam skripsi, selisih paham dengan beberapa dosen yang ada di fakultas, dan masih banyak lagi kejadian. Sebagai puncaknya, ujian pendadaran tanggal 9 Oktober 2009 juga terbengkelai. Hati hancur, kesal, marah, emosi, dan kecewa. Semua perasaan negatif muncul pada saat itu. Rasanya mau nangis saja. Hancur semuanya!!!!!!

Saya kecewa karena merasa gagal dalam dunia pendidikan. Semua akibat telah saya rasakan. saya kecewa karena tidak bisa memberikan yang terbaik kepada orang tua, saudara, dan teman-teman. Mereka telah memberikan dukungan moril dan finansial, tapi saya tidak bisa membalasnya. Rasa kecewa berakibat pada rasa malu terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. Saya bercengkrama dengan perasaan malu itu sepanjang beberapa minggu selepas ujian pendadaranku itu. Malu karena saya telah menipu banyak orang dan telah menyia-nyiakan semua pengorbanan banyak orang. Saya membutuhkan cukup waktu untuk bisa menghancurkan semua semua perasaan negatif itu. Tidak mudah memang!!!!

Jika diuraikan kisah-kisah hidup sepanjang tahun 2009, memang pahit adanya. saya sendiri juga tidak mau menguraikan secara detail, karena terlalu pahit dan bisa membuat luka bagi diri dan bagi orang lain. Biarlah setiap titik kehidupan itu menjadi bahan pembelajaran di masa yang akan datang.

Menyesal memang menyesal, tapi saya tidak mau terlarut dalam masa lalu itu. Saya harus melihat ke depan, karena masih ada banyak kebahagiaan yang bakal saya terima. Pahitnya hidup bukan berarti saya harus menyerah. Jatuh sampai ratusan meter ke bawah memang sakit, tapi lebih sakit jika saya tidak berusaha untuk kembali naik ke atas lagi.

0 comments: